Langsung ke konten utama

Sebuah Formula

Jam 12 malem gabisa tidur itu bikin banyak hal melintas di kepala. Memikirkan hal apa aja yang udah kita lakukan dan apa aja yang udah kita dapatkan satu hari yang lalu, satu bulan yang lalu, atau bahkan beberapa tahun yang lalu.

Sembilan belas tahun hidup, mungkin baru sejak duduk di bangku smp kita bener-bener mulai sadar menjadi manusia. Perlahan-lahan masalah datang satu per satu buat kita berfikir bahwa hidup itu ga selamanya senang. Hidup itu bukan hanya memikirkan apa yang harus kita dapatkan. Tapi juga apa yang harus kita lakukan.

Bicara soal gagal, aku adalah orang yang sejak SD sampe SMA allhamdulillah diberi kemudahan untuk mendapatkan apa yang aku inginkan. Termasuk tentang kemana aku ingin melanjutkan sekolah. Tapi, siapa yang tau? Ternyata Allah kasih aku gagal saat berjuang untuk melanjutkan kuliah ke tempat yang sangat aku inginkan. Sedih? Bukan lagi. Snmptn ataupun sbmptn ternyata bukan menjadi jalanku untuk menggapai impianku saat itu. Kecewa sekali rasanya karena merasa usahaku selama ini sia-sia. 

Allhamdulillah saat ini Allah tempatkan aku di tempat yang baik juga meskipun pada (awalnya) ini tidak terlalu menjadi harapanku. Menjalani hari-hari saat aku menempuh pendidikan di tempat yang bukan aku harapkan memang terasa sangat berat. Lelah yang berlebihan bukan karena lelah yang sebenarnya, namun lelah karena sejatinya aku belum bisa menerima semua itu. Sampai suatu saat aku berfikir, bagaimana aku bisa menjalani kehidupanku jika aku sendiri tidak bisa menerima bagian dari jalan hidupku? 

Saat itu aku sadar, keresahan dan kelelahan yang berat ini bukan karena aku sibuk berjuang, tapi karena aku tidak pandai bersyukur.

Perlahan-lahan aku berusaha menerima apa yang telah menjadi bagian dari perjalanan hidupku. Mensyukuri apa yang telah aku dapat dan menjalaninya dengan lebih ikhlas. Dan ternyata, semua tidak seburuk itu kok bahkan semua terasa lebih ringan dan menyenangkan ketika kita telah menerimanya. Karena sebenernya kunci kebahagian itu sederhana "sabar dan syukur". Ketika mendapat kesulitan kita bersabar, dan ketika kita mendapat nikmat sekecil apapun kita bersyukur. 
Satu hal yang aku tanamkan, tidak selamanya apa yang kita inginkan adalah apa yang kita butuhkan. Klise bukan? tapi itu memang benar adanya. Sang Pencipta akan selalu lebih mengetahui apa yang dibutuhkan ciptaan-Nya. Dan terbukti, ternyata saat ini aku bisa melewati semua hal yang ada. Aku masih bisa merasakan bahagia walaupun seringkali kesusahan dan kesedihan datang. Benar ya, segala sesuatu yang disyukuri memang akan lebih indah. 
Kesulitan, dan kesedihan itu pasti ada. Tugasku hanya mewajarkannya saat itu semua datang. Karena bagaimanapun sulitnya, dan bagaimanapun sedihnya yang pasti itu semua akan berlalu. 

Lalu, apakah membatasi diri dengan standar yang kita ciptakan itu baik? 
Hmm dulu aku berfikir orang yang menjadi dokter adalah orang yang sukses karena cita-citaku dulu menjadi dokter😆. Lalu, setelah cita-cita itu berubah, aku berfikir bahwa orang yang sukses adalah orang yang selalu mendapatkan apa yang diinginkannya tanpa kegagalan. 
Tapi hari ini, mungkin aku bisa lebih yakin untuk mengatakan tidak pada pernyataan itu. Nyatanya, setiap orang memiliki jalan hidup yang berbeda. Jalan masing-masing orang menuju kesuksesan pun berbeda. Kita tidak bisa membandingkan diri kita dengan orang lain dalam mencapai kesuksesan di hidup kita. Karena standar sukses setiap orang saja sudah berbeda. Ada yang merasa hidup sederhana dan cukup saja sudah merasa dirinya sukses, dan ada yang merasa bahwa sukses itu ketika beli mobil dan rumah mewah. Kalo gitu, apakah definisi sukses kita harus sama dengan orang lain? Ngga khaaan

Pesimisme juga kadang bukan hanya datang dari diri sendiri saja. Melainkan dari sekitar. Standar "sukses" menurut orang di sekitar kita juga kadang menjadi hal yang sangat menekan dan menyakitkan untuk kita bahkan melupakan jati diri kita sendiri. Sekeliling mengatakan "kamu akan sukses jika kuliahmu sampai S2" "untuk apa orang tuamu bekerja keras jika kuliahmu saja tidak sampai S2" "hidupmu akan makmur kalo kamu jadi peenes" 😊. Ketahuilah wahai manusia, jalan hidup setiap orang itu berbeda. Begitupun tujuan hidup setiap orang dan bagaimana setiap orang mendefinisikan "sukses" pun akan berbeda.  Kita tidak perlu memaksakan diri untuk mengikuti apa yang mereka katakan. Kita hanya perlu yakin untuk setiap langkah yang kita ambil. Walaupun jika kenyataan tak seperti yang diinginkan, bukan berarti kita salah langkah. Petunjuk Allah datang untuk membuat jalan yang kita tempuh menjadi lebih baik. Bagaimanapun, kanvas kosong kita hanya bisa diisi oleh kita, dan dibuat lebih indah oleh-Nya bagaimanapun bentuknya dan bagaimanapun caranya. 

Kalau Putri Tanjung bilang, "setiap orang punya formula yang berbeda untuk menjadi sukses". Tidak harus menjadi seperti orang lain, dan tidak harus mengikuti cara orang lain. Karena kita punya hak untuk membuat formula kita sendiri. Gagal mungkin bukan bagian dari formula yang kita buat dan kita inginkan. Tapi, biarkan gagal jadi bumbu agar formula yang kita buat tidak membuat diri kita merasa sombong akan semua usaha yang telah kita lakukan. 


Karena gagal itu, bukan berarti hancur.


Semangat berproses!🤗


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Being Perfect"?!

Wohooo hai hai semua, kenalin aku aliyya hasna teman-teman dekatku biasanya panggil aku"aya".  Saat ini aku seorang mahasiswa tingkat 2 di salah satu perguruan tinggi negeri. Akhirnyaaaaaaa! di hari ini, 21 Maret 2020 tepat pukul 22.00 WIB wacanaku untuk menulis dapat terlaksanakan. Sebenernya ada satu hal yang ingin aku bahas yang menjadi alasan tergeraknya jari-jari ini untuk mulai menulis, yaitu saat seseorang bilang: "Manusia tuh kaga sempurna, we all know that". Ketika kalian melihat seseorang yang banyak dibicarakan karena "dianggap" sebagai sosok yang pantas dikagumi dan dianggap sempurna, apa yang ada di benak kalian? Secara otomatis kalian akan memiliki ekspektasi tinggi terhadap orang itu. Iya bukan?. Bahkan mungkin banyak yang berfikir "enak ya jadi dia". Berada dalam satu posisi itu ga selamanya nyaman iya, kan? Sama hal nya dengan mereka yang mungkin seringkali dianggap sebagai sosok yang sempurna.  Menilai sesuatu tanpa mengenali, s

Park Saeroyi Ada Di Dunia Nyata!

Hallo teman-temman, selamat sahur! Malem tadi adalah waktu bebasku untuk streaming drama sepuasnya ckck. Cheating time untuk satu hari gapapa kan? lepas penat sejenak diantara tugas yang sebenarnya nunggu-nunggu untuk dikerjakan🙄 Tapi, hari ini aku belajar banyak hal dari hanya sekedar menonton drama korea. Itaewon class, Park Saeroyi adalah sosok yang aku temukan di kehidupanku. Ya jelas dalam bentuk lain bukan Park Seo joon😂. Tapi memang nyata, orang seperti dia memang ada. Aku pernah berhenti bermimpi saat ada seseorang yang meremehkan dan menganggap rendah mimpiku. Aku pernah menganggap bahwa hidup realistis adalah mewajarkan cara apapun untuk menjadi orang yang berhasil. Sampai suatu hari aku bertemu dengan seseorang yang mematahkan itu semua. Mengajaku untuk kembali merangkai mimpi-mimpiku, menulisnya, dan berusaha mewujudkannya. Mematahkan pikiranku bahwa seorang idealis di zaman sekarang akan kalah dengan seseorang yang realistis. Sungguh aku belajar banyak. Realistis?  Bagai