Langsung ke konten utama

"Being Perfect"?!

Wohooo hai hai semua, kenalin aku aliyya hasna teman-teman dekatku biasanya panggil aku"aya".  Saat ini aku seorang mahasiswa tingkat 2 di salah satu perguruan tinggi negeri.

Akhirnyaaaaaaa! di hari ini, 21 Maret 2020 tepat pukul 22.00 WIB wacanaku untuk menulis dapat terlaksanakan. Sebenernya ada satu hal yang ingin aku bahas yang menjadi alasan tergeraknya jari-jari ini untuk mulai menulis, yaitu saat seseorang bilang:

"Manusia tuh kaga sempurna, we all know that".

Ketika kalian melihat seseorang yang banyak dibicarakan karena "dianggap" sebagai sosok yang pantas dikagumi dan dianggap sempurna, apa yang ada di benak kalian? Secara otomatis kalian akan memiliki ekspektasi tinggi terhadap orang itu. Iya bukan?. Bahkan mungkin banyak yang berfikir "enak ya jadi dia".
Berada dalam satu posisi itu ga selamanya nyaman iya, kan? Sama hal nya dengan mereka yang mungkin seringkali dianggap sebagai sosok yang sempurna. 
Menilai sesuatu tanpa mengenali, sadar tidak sadar sering banget kita lakuin. Hal ini tentu ada baiknya dan ada buruknya. Seseorang yang dinilai baik, mereka pasti sangat bersyukur, aku yakin mereka pasti sangat bersyukur. Tetapi, bukan berarti menilai baik adalah menuntut orang tersebut untuk menjadi sosok yang sesuai dengan ekspektasi kita karena hal ini yang justru menjadi "stranger" buat orang tersebut dan benar-benar tidak sehat. Kata-kata "oh ternyata kamu gini ya" mungkin akan menyakitkan bagi sebagian orang. Termasuk, aku :). Kalian tau? Pengen banget rasanya teriak dan bilang "Memang aku begini, dari dulu aku begini!!😭". Posisi ini juga memberikan jarak terhadap orang-orang tertentu saat berbicara misalnya, berbicara lebih kaku terhadapku dibandingkan dengan teman-teman lainnya atau bahkan ada yang merasa sungkan untuk berbicara denganku. Jujur sedih sekali rasanya. Menjadi seseorang yang dipandang biasa-biasa saja, tidak menyimpan ekspektasi lebih di kepala orang-orang mungkin justru lebih baik. Karena nyatanya itu lebih nyaman bukan? 

Entah apa pikiran orang setelah membaca tulisan ini, berfikir aku sebagai orang yang tidak bersyukur? Atau sebagai orang yang terlalu kepede-an? Aku tidak peduli sama sekali, karena ini lah yang terjadi pada diriku saat ini. Aku sadar, hal ini juga baik bagi aku untuk berhati-hati dalam bertindak dan menjadi pengingat untuk diriku sendiri. Tapi, dalam beberapa hal justru menjadi permasalahan buat diriku sendiri yang akhirnya lama kelamaan lebih sering menuntut untuk "Being Perfect". Ya, menuntut diri untuk selalu benar dan tidak boleh salah sedikitpun. Untuk selalu sempurna, dan tidak boleh cacat sedikitpun. Hingga pada akhirnya ketika apa yang aku lakukan menjadi perhatian banyak orang, perasaan yang muncul bukanlah senang, tapi cemas. Hal ini karena sebenarnya aku tau, aku gaakan pernah bisa memaksakan diri untuk memenuhi standar yang orang-orang inginkan. Aku ya aku, manusia yang tentu tidak pernah bisa sempurna. "Kenapa harus terlihat sempurna, ketika kenyataannya tidak?". Saat ini, mendengarkan diri sendiri dan menjadi diri sendiri adalah yang terbaik. Menjadi diri sendiri bukan berarti bebas melanggar norma, dan semaunya berbuat kesalahan. Tapi, bagaimana kita bisa jujur terhadap diri sendiri, dengan memberi waktu diri untuk belajar dari kesalahan dan berproses menjadi lebih baik lagi. So, please jangan berekspektasi, karena yang berekspektasi hanya bagi yang belum mengenal😉.





Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah Formula

Jam 12 malem gabisa tidur itu bikin banyak hal melintas di kepala. Memikirkan hal apa aja yang udah kita lakukan dan apa aja yang udah kita dapatkan satu hari yang lalu, satu bulan yang lalu, atau bahkan beberapa tahun yang lalu. Sembilan belas tahun hidup, mungkin baru sejak duduk di bangku smp kita bener-bener mulai sadar menjadi manusia. Perlahan-lahan masalah datang satu per satu buat kita berfikir bahwa hidup itu ga selamanya senang. Hidup itu bukan hanya memikirkan apa yang harus kita dapatkan. Tapi juga apa yang harus kita lakukan. Bicara soal gagal, aku adalah orang yang sejak SD sampe SMA allhamdulillah diberi kemudahan untuk mendapatkan apa yang aku inginkan. Termasuk tentang kemana aku ingin melanjutkan sekolah. Tapi, siapa yang tau? Ternyata Allah kasih aku gagal saat berjuang untuk melanjutkan kuliah ke tempat yang sangat aku inginkan. Sedih? Bukan lagi. Snmptn ataupun sbmptn ternyata bukan menjadi jalanku untuk menggapai impianku saat itu. Kecewa sekali rasanya karena mer

Park Saeroyi Ada Di Dunia Nyata!

Hallo teman-temman, selamat sahur! Malem tadi adalah waktu bebasku untuk streaming drama sepuasnya ckck. Cheating time untuk satu hari gapapa kan? lepas penat sejenak diantara tugas yang sebenarnya nunggu-nunggu untuk dikerjakan🙄 Tapi, hari ini aku belajar banyak hal dari hanya sekedar menonton drama korea. Itaewon class, Park Saeroyi adalah sosok yang aku temukan di kehidupanku. Ya jelas dalam bentuk lain bukan Park Seo joon😂. Tapi memang nyata, orang seperti dia memang ada. Aku pernah berhenti bermimpi saat ada seseorang yang meremehkan dan menganggap rendah mimpiku. Aku pernah menganggap bahwa hidup realistis adalah mewajarkan cara apapun untuk menjadi orang yang berhasil. Sampai suatu hari aku bertemu dengan seseorang yang mematahkan itu semua. Mengajaku untuk kembali merangkai mimpi-mimpiku, menulisnya, dan berusaha mewujudkannya. Mematahkan pikiranku bahwa seorang idealis di zaman sekarang akan kalah dengan seseorang yang realistis. Sungguh aku belajar banyak. Realistis?  Bagai